Rabu, 12 Agustus 2009

perjalanan kangen band

Blog EntryLagu umpatan terhadap Kangen BandSep 18, '07 8:12 PM
for everyone
Pagi ini ketika saya membuka email yahoo, saya mendapati posting di milis SMA saya yang mengetengahkan berita tentang sebuah lagu rap yang cukup menghebohkan (sekaligus memalukan) karena berisi umpatan terhadap salah satu grup musik yang cukup terkenal, Kangen Band. Berikut beritanya:

KCM- Kesuksesan yang dirasakan kelompok asal Lampung, Kangen Band, ternyata membuat panas hati kalangan tertentu. Baru-baru ini, beredar lagu yang dibawakan sebuah kelompok rap yang liriknya berisi cacian, makian, hujatan dan hasutan kepada Kangen Band.

Kelompok rap, yang hingga kini belum diketahui pasti identitasnya itu, menyerang Kangen Band dengan kata-kata jorok dan penuh makian.

"Lagu Makian untuk Kangen Band" sebut saja judulnya begitu, beredar melalui jaringan telepon genggam sekitar dua pekan lalu. Sayangnya, siapa pemilik pasti lagu tersebut, belum bisa diketahui pasti. Sejumlah pihak masih menduga-duga.

Jika dilihat dari lagunya, sebagian lagu dicomot dari lagu milik Baon Cikadap, Lagu Jorok, yang dimuat di album Kampus 24 Jam Hits.

Hanya saja, "Lagu Makian untuk Kangen Band," memuat kata-kata yang cukup sadis. Tanpa tedeng aling-aling mengarahkan kebenciannya kepada kelompok yang diawaki Dodhy (gitar dan vokal), Andika (vokal), Thama (gitar 2), Bebe (bas), Iim (drum), dan Izzy (keyboards).

Pada bait pertama, lirik lagu ini memang terdengar begitu anggun. Katanya begini. "This is love song/ Specially for Kangen Band," Namun kemudian dibumbuhi sumpah serampah.

Lantas mengalirlah lagu berbau hinaan dan sumpah serapah itu:'...Yo amit-amit/ Baru sekali ini kejadian seumur hidup/ Ada sampah jadi perhatian/You know Kangen Band yang personelnya udik...

I said K****l sama Kangen Band N****t ...N****t sama Kangen Band (4x)

You check this, I will kill Kangen Band. T** A**** yang lebih pantes jadi pengamen/ Mereka adalah contoh kebodohan/ Yang dipuja sama seperti saat pertama kali tenarnya Band Radja/Orang memang benar kalau kalian t***l kayak gerombolan waria...

Tak berhenti disitu saja, kelompok rap ini kemudian mengarahkan kebenciannya kepada vokalis Kangen Band, Dodhy (23), yang menyerangnya secara fisik: Mending jadi penyanyi/ Lebih pantas jadi copet/Vokalis residivis n***s kayak kutu kupret.

...Seperti mereka harus dibasmi/Kangen Band harus dibunuh/Lagunya nular orang bisa terpengaruh. ...

Sudjana, manajer Kangen Band, mengaku sudah mengetahui keberadaan lagu tersebut sejak dua pekan lalu. "Anak-anak Kangen Band kaget banget. Satu hal ini soal penghinaan. Tapi mereka enggak mau ambil pusing. Kalau dihina mereka katanya sudah biasa," ujarnya saat dihubungi, Kamis (13/9), tengah mendampingi kangen Band pentas di Hard Rock Cafe Bali.

Yang jadi soal, kata Sudjana, ada penggalan lirik yang bernada ancaman. "Ini yang membuat kangen terganggu. Mereka menjadi ketakutan. Sekarang, kalau mereka tampil, kita memang minta pengamanan yang agak ketat," katanya.

Ditanya adakah pihaknya akan melaporkan berkait dengan adanya hasutan itu, Sudjana, mengaku masih membicarakan hal tersebut dengan kuasa hukum Kangen Band. "Sedang dijajaki. Saat ini masih dalam tahap konsultasi, apa memang perlu kita bawa ke jalur hukum atau dibiarkan saja. Jadi belum tahu juga," ujarnya.

Kompas Cyber Media, 13 September 2007

Well, saya sendiri bukan penggemar atau fans berat Kangen Band, tapi saya mencoba seobyektif mungkin menanggapi kasus ini. Pada awalnya kemunculan Kangen Band, terus terang saya memang sedikit merasakan kejanggalan, karena baru kali ini sebuah grup musik lahir dari kumpulan orang-orang yang tadinya bukan seniman. Ada yang pernah jadi tukang batu, kuli, dsb. Tapi ternyata banyak orang di sekitar saya yang menyukai lagu-lagu mereka, bahkan dulu saat masih di kontrakan, tiap pagi saat saya berangkat ke kantor atau saat hari libur selalu terdengar alunan lagu hits Kangen Band yang diputar oleh tetangga-tetangga saya. Setiap mendengarnya, saya dan istri tertawa. Tidak ada yang menyangka memang, seni bisa lahir dari kekompakan orang-orang berprofesi yang banyak dianggap orang sebagai "profesi kasar", tapi begitulah kenyataannya.

Di tengah perjalanan karir Kangen Band, muncul hujatan terhadap mereka yang dilontarkan oleh vokalis NAIF. Banyak grup musik lain yang justru bersimpati kepada Kangen Band atas hujatan itu, dan menyayangkan mengapa justru ada hujatan, bukan dorongan semangat sebagai sesama grup musik. Saya setuju, karena bagaimanapun juga, setiap orang berhak menyalurkan kemampuan seninya, tidak peduli dari latar belakang apapun dia. Bahkan saya rasa NAIF tidak dewasa untuk menyikapi persaingan di dunia musik. Seharusnya kalau memang tidak suka, cukuplah dalam hati, tidak perlu sampai berkoar-koar seperti itu. Jika Kangen Band mampu dan terbukti banyak orang yang suka, seharusnya grup musik lain mengintrospeksi diri, apa yang kurang sehingga hasil karya mereka tidak begitu diminati orang. Bukannya malah sirik.

Dan pagi ini, pikiran saya kembali tertuju pada tingkah polah sejumlah orang yang masih saja "mengecam" eksistensi Kangen Band beserta lagu-lagu andalannya. Saya sudah mendengarkan lagu rap umpatan/makian untuk Kangen Band itu. Saya kaget karena liriknya "ancur abis", penuh makian dan kata-kata jorok yang dilontarkan untuk Kangen Band. Baru kali ini saya mendengar ada orang-orang yang sebegitu benci kepada Kangen Band, hingga mereka membuat lagu bernada sumbang untuk grup musik itu. Liriknya sangat tidak manusiawi, bahkan sangat jorok, tidak pantas didengarkan oleh siapapun (anak kecil hingga orang tua), lebih-lebih pada saat bulan puasa seperti ini. Cukup satu kali mendengarkan, rasanya saya mau muntah. Sangatlah tidak pantas cacian dan makian seperti ini diperdendangkan. Betapa hancur moral anak muda sekarang ini, kata-kata kotor, sumpah serapah dan makian begitu mudah dilontarkan dari mulut mereka terhadap orang lain. Na'udzubillahi min dzaliiiik...

Tapi saya salut terhadap Kangen Band yang tetap melangkah tegap di tengah cacian terhadap mereka. Mereka tetap sabar, bahkan terhadap NAIF yang jelas sekali mencemooh mereka. Tapi mungkin untuk kasus yang terakhir ini, mereka tidak bisa lagi bersabar, walaupun masih berusaha berkepala dingin. "Sudah biasa dicemooh," begitu kata mereka. Itu mungkin konsekuensi dari sebuah perjuangan untuk membuktikan eksistensi mereka dan menunjukkan kepada dunia bahwa kuli bangunan pun layak mengekspresikan sebuah seni. Banyak di antara kita yang memang masih belum bisa menghargai hasil karya orang lain dalam segala bidang kehidupan. Mudah-mudahan dari kasus Kangen Band ini kita bisa memetik hikmah, bahwa setiap orang layak untuk mengekspresikan seni sesuai kemampuannya. Kalau orang lain suka sementara kita sendiri tidak suka, cukuplah diri kita yang tidak suka dan jangan menghasut orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar