Kamis, 13 Agustus 2009

proses pembiatan BMW seri 3

Proses Pembuatan BMW Seri 3



BMW membangun eksklusifitasnya bahkan sejak dari proses assembly. Menjaga mutu sesuai standar adalah mutlak. Bahkan berprinsip lebih baik tidak produksi daripada menghasilkan barang yang kualitasnya dibawah standar. Dan proses itu dikawal dengan melakukan audit kualitas di setiap tahapan produksi.



Perakitnya di Indonesia, PT Gaya Motor (yang juga merakit merk-merk lain) menyiapkan area perakitan yang terang, rapi, dengan peralatan canggih dan perangkat komputer di mana-mana. Karyawannya menggunakan kaos berwarna putih dan tidak terlihat ceceran oli atau ceceran remah logam. Bersih, disiplin dan teratur.

Area yang dikunjungi para wartawan dalam program 'A Special Day with BMW' didukung 150 pekerja, merakit BMW 320i, 325i, 523i dan 530i. Area ini terbilang baru, dengan total investasi fasilitas perakitan Seri 5 dan Seri 3 total mencapai 10 juta Euro. Saat ini bisa memproduksi 8 unit/hari dengan kapasitas maksimum 16 unit/hari.

Fasilitas perakitannya adalah welding, paint shop, triming line, engine assembly, body marriage dan final test.

Lokasi pertama adalah welding area, tempat komponen CKD yang dikirim dari Jerman dibongkar dan dilas. Sebagian besar proses pengelasan menggunakan spot welding. Jacob A. Oeswadi, Direktur PT Gaya Motor menunjukkan bagaimana kualitas spot welding dijaga.

"BMW merancang agar alat itu tidak bekerja bila arus listrik yang diperlukan untuk melakukan pengelasan sempurna tidak tersedia. Di tempat lain, berapapun jumlah pasokan listriknya, alat ini tetap saja bekerja. Tapi kualitasnya?" katanya.

Dibantu hover craft

Di area ini struktur kerangka body di 'jahit' satu persatu. Rongga-ronga di isi dengan molded part -material thermoplastik yang akan mengembang setelah keluar dari oven dan berfungsi 'memegang' kedua plat agar tidak bergetar-.

Pengelasan juga menggunakan gas argon. Karena gas ini berbahaya, maka BMW menyiapkan belalai penghisap agar tidak terhirup operator.

Komponen body yang dilas dipasang di jig. BMW memlih jig berukuran besar yang berat dan rigid (ada yang beratnya hingga 1.5 ton) untuk menjaga akurasi dan kualitas body. Saking beratnya, sebagian jig dilengkapi hover craft, membantu mengangkat jig hingga gesekan berkurang, dan mudah digeser. Jig ini drancang sedemikian rupa sehingga saat dipasang-pasangkan posisinya pas untuk meminimalkan kesalahan.



Proses welding ini menghasilkan kerangka body yang selanjutnya masuk ke tahapan metal finish, dimana seluruh body diperiksa kembali secara teliti untuk menghilangkan penyok, goresan, dan cacat-cacat lain. Dari sana masuk tahap power washer untuk membersihkan dari kotoran yang tertinggal dari tahapan sebelumnya.

Setelah bersih masuk ke paint shop untuk tahap pencucian/pelapisan/ pengecatan dasar. Disini kerangka body itu dibenamkan ke 13 bak berisi cairan pembersih, anti karat dan cat dasar. Sehingga seluruh bagian, tidak terkecuali akan terlapisi. Sistem yang digunakan cathodic -prinsipnya sama seperti menyepuh emas- dimana cat karena perbedaan arus listrik, akan mengejar logam.

Triming line

Kerangka body yang sudah dicat masuk triming line, dimana bagian interior mulai dipasang. Prosesnya panjang mulai dari menutup lubang-lubang pada kerangka body agar kelak tidak kemasukan air, memasang tempat ulir. pemasangan peredam panas under body, pipa-pipa dan kabel. Setelah itu pemasang peredam panas dan suara interior dan kabel-kabel lantai. Disusul pemasangan karpet, peredam dashboard, safety belt, dan instal data elektronik seperti warna mobil, spek dll.

Lalu giliran sound system dipasang termasuk sub woofer yang ditanam dibawah kursi pengemudi. Kelar itu, plafon mulai disentuh dan pemasangan pernik-pernik interior.

Dashboard yang sudah di rakit, dipasang plus memasukkan data-data elektronik. Usai itu dilakukan A-Test pengecekan fungsi-fungsi interior dan pemasangan kursi. Dilanjutkan dengan pasang pintu, dan airbag.

Untuk menjaga kualitas, secara acak dilakukan triming audit, dimana salah satu hasil kerja hari itu diambil secara acak untuk diperiksa secara detail, sangat detail.

Operator eks Jerman

Body beres, interior ok, kini giliran mesin. PT Gaya Motor merakit mesin empat silinder dan enam silinder. Yang menarik, perakitan mesin ini bukan di ban berjalan, tapi justru orangnya yang jalan. Ini -sekali lagi untuk mengejar kualitas dan ekslusifitas. Satu orang melakukan pemasangan crankshat, piston hingga silinder head. Baut-bautnya-yang sangat ringan- dikencangkan dengan alat khusus yang sudah dirancang agar memutar dengan torsi yang telah ditentukan.



Soal torsi untuk mengencangkan baut ini saja mendapat perhatian serius BMW. Untuk mencegah baut terlalu kencang, beresiko patah, maka digunakan pengencang dengan tenaga baterai yang dirancang hanya mengencangkan dengan torsi yang sudah ditentukan. Bila torsi tidak tercapai, maka alat ini memberikan peringatan pada operator.

Disini mesin-mesin langsung di uji seperti kebocoran sistem sirkulasi udara, air dan oli. Pengetasan dilakuakn via komputer. Berbeda dari bagian lain, disini ruangnya ber AC, bebas debu dan tidak terlihat ceceran oli sedikitpun. Operator yang merakit -dididik langsung di Jerman- terlihat sangat terlatih. Begitu piawainya seperti sedang memasang puzzle yang sudah sangat dihafal posisinya masing-masing.

Nomor mesin dibuat sangat unik. Tidak ada mesin yang punya nomer yang sama diseluruh dunia.

Final test

Setelah semua siap, body, interior, mesin, transmisi, gardan, suspensi dan komponen-lain disatukan menjadi BMW Seri 3. Meskipun sudah jadi, proses ini masih panjang. Serangkaian pemeriksaan dilakukan, mulai dari pengecekan software mobil, kalau perlu di update dengan versi terbaru, sistem kelistrikan di periksa, demikian pula sistem audio, mesin hingga tes dinamika.

Untuk yang terakhir ini, mobil di masukkan ke ruang khusus berdinding kaca dengan roller dibawah roda-rodanya. Di sini mobil dikebut hingga kecepatan 120 km/jam, dimana kenaikan kecepatan bisa disaksikan ramai-ramai lewat monitor. Disana terlihat betapa singkat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan 120km/jam dari diam.

Roll Test, demikian nama alat itu, pada prinsipnya menguji apakah mobil itu laik jalan, sekaligus menyiapkan transmisi manual yang baru aktif setelah jalan 60km. Tes ini juga menguji cruise control, karakter mesin dan kemungkinan malfungsi. Tes ini dilakukan pada setiap unit yang diproduksi. Setelah ini, barulah mobil itu keluar pabrik untuk di tes di lintasan yang dipersiapkan di seputar pabrik. Sistem ABS mobil juga diperiksa sebelum keluar pabrik.
__________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar